" Tim survivor tiba di Posko Tawon Songo pada Minggu 5 Juli, jam 23. 50 WIB serta segera dibawa ke RSU Bhayangkara Lumajang oleh orang tuanya, " kata Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) Ayu Dewi Utari, Senin (6/7/2015).
Mahasiswa asal Desa Jampang, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, itu hilang serta tersesat di seputar jurang yang mempunyai kedalaman 75 mtr. atau di kenal pendaki Blok Jurang Blank 75. Rekan korban melaporkan hal semacam itu ke Pos TNBTS di Ranu Pani pada Kamis 2 Juli.
Menurut Ayu, evakuasi korban pernah terkendala lantaran medan jurang yang cukup berat serta membahayakan untuk tim SAR. Keadaan korban alami luka berat serta patah tulang di bagian-bagian badannya disebabkan terjatuh ke
jurang di gunung dengan ketinggian 3. 676 mdpl itu.
" Suhu di puncak gunung sangatlah ekstrem yaitu minus 10 derajat celcius. Tim survivor mesti memperhitungkan keadaan mereka untuk membawa turun korban ke Posko Tawon Songo di Kecamatan Pasrujambe, Kabupaten Lumajang, " tuturnya.
Dia menyampaikan, Budiawan serta rekannya nekat naik ke puncak Semeru (Mahameru) serta tersesat waktu turun. Walau sebenarnya, pihak TNBTS cuma mereferensikan jalur pendakian gunung yang ada di perbatasan Kabupaten Lumajang-Malang itu sampai batas Pos Kalimati.
" Kami bakal memberi sanksi pada yang berkaitan dengan tak memberi izin untuk lakukan pendakian ke Gunung Semeru lagi, " tegasnya.
Ayu mengimbau pada beberapa pendaki tidak untuk menerobos batas pendakian yang ditetapkan supaya peristiwa sama tak terulang. Pusat Vulkanologi serta Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mereferensikan pendakian sampai Pos Kalimati lantaran gunung paling tinggi di Pulau Jawa itu berstatus level II (siaga).
Hal ini bisa menjadi peringatan bagi siapa saja yang ingin mendaki gunung agar berhati-hati, terutama untuk daerah yang dilarang dengan radius tertentu.
baca juga : Hilang Misterius, Siswa SDN Rejoso Ditemukan Tak Bernyawa.