Keajaiban Al-Qur`an dan Pembenarannya Secara Ilmiah

14 abad silam, Allah SWT telah menurunkan Al-Qur`an sebagai kitab petunjuk. Dia menyeru umat manusia agar terbimbing pada kebenaran dengan mematuhi isi kitab tersebut. Sejak saat diturunkannya hingga masa kebangkitan maka kitab terakhir ini akan tetap menjadi satu-satunya petunjuk bagi umat manusia. Keindahan bahasa Al-Qur`an yang tak tertandingi dan hikmah agungnya membuktikan bahwa ia adalah firman dari Allah SWT.
“Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al-Qur`an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah[1] satu surat (saja) yang semisal Al- Qur`an itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar” (QS. Al-Baqarah [2] ayat 23)
[1] Ayat ini merupakan tantangan bagi mereka yang meragukan tentang kebenaran Al Quran itu tidak dapat ditiru walaupun dengan mengerahkan semua ahli sastera dan bahasa karena ia merupakan mukjizat Nabi Muhammad SAW.
“Katakanlah: “Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al-Qur`an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain.” (QS. Al-Israa` [17] ayat 88)
Disamping itu, Al-Qur`an mempunyai bukti keajaiban lain yang membuktikannya sebagai wahyu Allah SWT. Salah satu keajaiban ini adalah kenyataan bahwa sejumlah kebenaran ilmiah yang hanya mampu diungkap oleh kecanggihan abad ke 20, ternyata telah dinyatakan di dalam Al-Qur`an di 1400 tahun yang lalu. Tetapi Al-Qur`an bukanlah sebuah kitab ilmu pengetahuan, namun di dalam sejumlah ayatnya terdapat banyak fakta ilmiah yang dinyatakan sangat ringkas dan mendalam, yang baru ditemukan dengan menggunakan kemajuan teknologi abad ke 20. Fakta-fakta ini belum dapat diketahui pada masa-masa Al-Qur`an di turunkan. Sehingga ini semakin membuktikan bahwa Al-Qur`an memang benar adalah firman Allah SWT.
Untuk memahami keajaiban ilmiah tentang Al-Qur`an, kita hendaknya melihat terlebih dahulu tingkat pengetahuan pada saat kitab suci ini diturunkan. Pada abad ke tujuh saat Al-Qur`an di turunkan, bangsa Arab memiliki beberapa kepercayaan tahayul dan tanpa didasari bukti terhadap hal-hal yang berbau ilmiah. Ketiadaan teknologi untuk meneliti tentang alam semesta, menyebabkan bangsa Arab kala itu mempercayai legenda-legenda dari nenek moyang mereka. Misalnya mereka percaya bahwa Bumi menopang langit yang berada diatasnya. Mereka yakin bahwa Bumi ini rata dan terdapat gunung-gunung tinggi yang berada di kedua tepinya. Waktu itu diyakini bahwa gunung-gunung tersebut merupakan tiang penyangga yang membuat kubah langit tetap berada diatas sana.

Gambar 1. Ilustrasi kepercayaan orang Arab kuno mengenai langit
Namun demikian, semua kepercayaan tahayul bangsa Arab ini kemudian dihapuskan oleh Al-Qur`an. Surat Ar-Ra`ad [13] ayat 2 misalnya yang menyebutkan bahwa:
“Allah-lah yang meninggikan langit tanpa tiang sebagaimana yang kamu lihat,……”
Telah jelas menghapus kenyakinan bahwa langit tetap berada di atas sana atas keberadaan gunung-gunung.
Dalam banyak hal lain maka fakta penting diungkapkan dimasa tak mungkin seorangpun mampu mengetahuinya. Al-Qur`an yang di turunkan dimasa manusia yang sedikit sekali mengetahui tentang Astronomi, fisika atau biologi, berisi fakta-fakta kunci tentang berbagai hal. Seperti penciptaan alam semesta, penciptaan manusia, struktur atmosfir dan keseimbangan sempurna yang memungkinkan adanya kehidupan di muka Bumi ini.
Kini marilah kita simak kebenaran ilmiah yang telah diungkapkan oleh Al-Qur`an:
1. Penciptaan alam semesta
Asal muasal alam semesta digambarkan di dalam Al-Qur`an pada ayat berikut;
“Dia pencipta langit dan bumi, bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai isteri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia mengetahui segala sesuatu” (QS. Al-An`aam [6] ayat 101)
Keterangan yang diberikan oleh Al-Qur`an ini bersesuaian penuh dengan penemuan ilmiah ilmu pengetahuan pada masa sekarang ini. Kesimpulan yang di dapatkan Astrofisika saat ini adalah, bahwa keseluruhan alam semesta beserta dimensi materi dan waktu muncul dan ada oleh hasil dari suatu ledakan raksasa yang terjadi dalam waktu sekejab. Peristiwa ini yang dikenal dengan Big Bang membentuk keseluruhan alam semesta sekitar 15 milyar tahun yang lalu. Jagat raya tercipta dari suatu ketiadaan sebagai ledakan satu titik tunggal.


Gambar 2. Ledakan “Big Bang”
Kalangan ilmuwan modern menyetujui bahwa Big Bang adalah satu-satunya penjelasan masuk akal dan membuktikan tentang bagaimana asal muasal alam semesta tercipta dan menjadi ada. Sebelum Big Bang tak ada yang disebut sebagai materi. Dari kondisi ketiadaan dimana materi, energi bahkan waktu belumlah ada dan hanya mampu diartikan secara metafisika, terciptalah materi, energi dan waktu. Fakta ini yang baru saja ditemukan oleh ahli fisika modern, sesungguhnya telah diberitakan oleh Al-Qur`an 14 abad yang lalu.
2.    Pengembangan alam semesta
Dalam Al-Qur`an yang diturunkan sekitar 14 abad yang lalu maka mengembangnya alam semesta digambarkan sebagaimana berikut ini:
“Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa (meluaskannya)” (QS. Adz-Dzaariyaat [51] ayat 47)
Kata “langit” sebagaimana yang disebutkan dalam ayat ini, digunakan di banyak ayat lainnya di dalam Al-Qur`an dengan makna luar angkasa dan alam semesta. Disini sekali lagi kata tersebut digunakan dengan arti ini. Dengan kata lain dalam Al-Qur`an dikatakan bahwa alam semesta mengalami perluasan atau mengembang. Dan inilah kesimpulan yang telah dicapai oleh ilmu pengetahuan masa kini. Hingga awal abad ke 20, satu-satunya pandangan umum yang diyakini oleh ilmu pengetahuan adalah bahwa alam semesta bersifat tetap dan ada sejak dahulu kala tanpa permulaan. Namun, penelitian, pengamatan dan perhitungan yang dilakukan dengan teknologi modern, mengungkapkan bahwa alam semesta memiliki permulaan dan ia terus menerus mengembang.

Gambar 3. Alam semesta yang terus mengembang
Pada awal abad ke 20, fisikawan Rusia Alexander Fraigmen dan ahli kosmologi Belgia Jost Lenartre secara teoritis menghitung dan menemukan bahwa alam semesta senantiasa bergerak dan mengembang. Fakta ini dibuktikan juga dengan menggunakan data pengamatan pada tahun 1929. Ketika mengamati dengan teleskop, seorang astronomi Amerika Erwin Hawert, menemukan bahwa bintang-bintang dan Galaxi terus bergerak saling menjauhi. Sebuah alam semesta dimana satu sama lainnya saling bergerak dan menjauhi, berarti alam semesta tersebut terus mengembang. Pengamatan yang dilakukan di tahun-tahun berikutnya, memperkokoh fakta bahwa alam semesta memang terus mengembang. Kenyataan ini diterangkan pada Al-Qur`an saat tak ada seorangpun yang mampu mengetahuinya. Ini dikarenakan bahwa Al-Qur`an adalah firman Allah SWT, Sang Maha Pencipta.
3.    Orbit
Tatkala merujuk pada matahari dan bulan di dalam Al-Qur`an, bahwa semua bergerak pada masing-masing garis orbit atau edar tertentu.
“Dan Dia-lah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya” (QS. Al-Anbiyaa [21] ayat 33)
Disebutkan pula dalam ayat yang lain bahwa matahari tidaklah diam tetapi bergerak pada garis edar tertentu.
“Dan matahari berjalan ditempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui” (QS. Yaasiin [36] ayat 38)
Fakta-fakta yang disampaikan dalam Al-Qur`an ini telah ditemukan melalui pengamatan astronomi di zaman kita sekarang. Menurut perhitungan para ahli astronomi bahwa Matahari bergerak dengan kecepatan luarbiasa yang mencapai 720.000 Km/jam kearah bintang Vega dalam sebuah garis edar yang disebut Solarafeks. Ini berarti Matahari bergerak sejauh ± 17.280.000 Km/hari. Bersama Matahari, semua planet dan satelit yang berada dalam sistem gravitasi Matahari juga berjalan menempuh jarak ini. Selanjutnya semua bintang di alam semesta berada dalam satu gerakan serupa yang terencana.

Gambar 4. Pergerakan Matahari
Keseluruhan alam semesta yang dipenuhi oleh lintasan dan garis edar seperti ini, dinyatakan dalam Al-Qur`an sebagai berikut:
“Demi langit yang mempunyai jalan-jalan[2],” (QS. Adz-Dzaariyaat [51] ayat 7)
[2] Yang dimaksud adalah orbit bintang-bintang dan planet-planet.
Terdapat ± 200 milyar Galaxi di alam semesta ini, dan masing-masingnya terdiri hampir dari 200 bintang. Sebagian besar bintang-bintang ini mempunyai planet dan sebagian besar planet-planet ini memiliki bulan. Semua benda langit tersebut bergerak dalam garis peredaran yang diperhitungkan dengan sangat teliti. Selama jutaan tahun masing-masing seolah berenangan sepanjang garis edarnya dalam keserasian dan keteraturan yang sempurna bersama dengan yang lainnya. Selain itu, sejumlah komet juga bergerak bersama garis edar yang ditetapkan baginya.

Gambar 5. Garis edar (Orbit)
Garis edar di alam semesta tidak hanya dimiliki oleh benda-benda angkasa. Galaxi-galaxi pun bergerak dengan kecepatan yang luarbiasa dalam satu garis edar yang terhitung dengan penuh rencana dan teliti. Selama pergerakan ini, tak satupun benda angkasa ini memotong lintasan yang lain atau bertabrakan dengan yang lainnya. Bahkan telah teramati bahwa sejumlah Galaxi berpapasan satu dengan yang lainnya tanpa satu pun dari bagian-bagiannya saling bersentuhan.
Dapat dipastikan bahwa pada saat Al-Qur`an diturunkan, manusia tidak memiliki teleskop masa kini atau teknologi canggih untuk mengamati luar angkasa yang berjarak jutaan kilometer. Tidak pula pengetahuan fisika maupun astronomi modern. Karenanya, saat itu tidaklah mungkin mengatakan secara ilmiah bahwa ruang angkasa dipenuhi oleh lintasan dan garis edar sebagaimana yang dinyatakan dalam ayat tersebut diatas. Akan tetapi hal ini dinyatakan secara terbuka kepada kita di dalam Al-Qur`an yang diturunkan sejak saat itu.
4.    Atap pelindung
Dalam Al-Qur`an, Allah SWT mengarahkan perhatian kita kepada sifat yang sangat menarik tentang langit.
“Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara[3], sedang mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang terdapat padanya” (QS. Al-Anbiyaa` [21] ayat 32)
[3] Maksudnya: yang ada di langit itu sebagai atap dan yang dimaksud dengan terpelihara ialah segala yang berada di langit itu dijaga oleh Allah dengan peraturan dan hukum-hukum yang menyebabkan dapat berjalannya dengan teratur dan tertib
Sifat langit ini telah dibuktikan oleh penelitian ilmiah abad ke 20. Atmosfer yang melingkupi Bumi berperan sangat penting bagi keberlangsungan kehidupan. Dengan menghancurkan sejumlah meteor, besar ataupun kecil ketika mereka mendekati Bumi, atmosfer mencegah mereka jatuh ke Bumi yang dapat membahayakan makhluk hidup.
Atmosfer juga menyaring sinar-sinar dari ruang angkasa yang membahayakan bagi kehidupan. Menariknya, atmosfir hanya membiarkan agar ditembus oleh sinar-sinar yang tak berbahaya dan berguna, seperti cahaya tampak, sinar Ultraviolet Tepi, dan gelombang radio. Semua radiasi ini sangatlah diperlukan bagi kehidupan. Sinar Ultraviolet Tepi yang sebagian kecil menembus atmosfir sangat penting bagi fotosintesis bagi tanaman dan bagi kelangsungan seluruh makhluk hidup. Sebagian besar sinar ultraviolet kuat yang dipancarkan oleh Matahari, ditahan oleh lapisan Ozon atmosfir dan hanya sebagian kecil dan penting saja dari spectrum ultraviolet yang mencapai Bumi.
Fungsi dari pelindung atmosfer tidak berhenti sampai disini saja. Atmosfer juga melindungi Bumi dari suhu dingin membeku yang ada di luar angkasa. Yang mencapai suhu 270° C di bawah nol. Sehingga atmosfer melindungi Bumi dari bahaya.

Gambar 6. Fungsi Atmosfer sebagai penyaring radiasi
Selain atmosfer, sabuk Van Allen suatu lapisan yang tercipta sebagai akibat keberadaan magnet Bumi juga berperan sebagai perisai yang melawan radiasi berbahaya bagi planet kita. Radiasi ini, yang terus menerus dipancarkan oleh Matahari dan bintang-bintang lainnya sangat mematikan bagi makhluk hidup.


Gambar 7. Sabuk Van Allen
Jika saja sabuk Van Allen tidak ada, semburan energi raksasa yang disebut jilatan api yang terjadi berkali-kali pada Matahari akan menghancurkan seluruh kehidupan di muka Bumi. Karena energi yang dipancarkan dalam satu kali jilatan api saja, sebagaimana yang tercatat baru-baru ini, terhirung setara dengan 100 milyar bom atom yang diledakkan di Hiroshima.


Gambar 8. Jilatan Matahari
58 jam setelah jilatan tersebut, teramati bahwa jarum magnetik kompas bergerak tidak seperti biasanya. Dan 250 Km diatas atmosfer Bumi terjadi peningkatan suhu secara tiba-tiba hingga mencapai suhu 2500°C. Singkatnya sebuah sistem sempurna telah bekerja jauh tinggi diatas Bumi. Ia melingkupi Bumi kita, dan melindunginya dari berbagai ancaman dari luar angkasa. Para ilmuwan baru mengetahuinya sekarang, sedangkan sejak berabad-abad lampau kita telah diberitahu tentang atmosfer Bumi yang berfungsi sebagai lapisan pelindung di dalam Al-Qur`an.
5.    Langit yang mengembalikan
Di dalam Al-Qur`an surat Ath-Thaariq [86] ayat 11, telah mengacu pada fungsi yang dimiliki oleh langit.
“Demi langit yang mengandung hujan[4]
[4] Raj’i berarti kembali. Hujan dinamakan raj’i dalam ayat ini, karena hujan itu berasal dari uap yang naik dari bumi ke udara, kemudian turun ke bumi, kemudian kembali ke atas, dan dari atas kembali ke bumi dan begitulah seterusnya.
Kata yang ditafsirkan sebagai “mengandung hujan” dalam terjemahan Al-Qur`an ini juga bermakna mengirim kembali atau mengembalikan. Sebagaimana yang diketahui, atmosfer yang melingkupi Bumi terdiri dari sejumlah lapisan. Setiap lapisan memiliki peran penting bagi kehidupan. Penelitian mengungkapkan bahwa lapisan-lapisan ini memiliki fungsi mengembalikan benda-benda atau sinar-sinar yang mereka terima keluar angkasa atau ke arah bawah yakni ke Bumi.

Gambar 9. Sifat lapisan Atmosfer
Sekarang marilah kita cermati sejumlah contoh pengembalian dari lapisan-lapisan (atmosfer) yang mengelilingi Bumi tersebut.
a) Lapisan Troposphere (13-15 km diatas permukaan Bumi) memungkinkan uap air yang naik dari permukaan Bumi, menjadi terkumpul hingga jenuh kemudian turun kembali ke Bumi sebagai hujan.
b) Lapisan Ozonosphere (25 km diatas permukaan Bumi) memantulkan radiasi berbahaya dan sinar Ultraviolet dari luar angkasa dan mengembalikan keduanya ke luar angkasa.
c) Lapisan Ionosphere, memantulkan pancaran gelombang radio dari Bumi keberbagai belahan Bumi yang lainnya. Persis seperti komunikasi satelit pasif. Sehingga memungkinkan komunikasi tanpa kabel, pemancaran siaran radio dan televisi dalam jarak yang cukup jauh.
Sifat-sifat lapisan-lapisan langit yang hanya dapat ditemukan melalui penelitian ilmiah pada masa kini tersebut telah dinyatakan berabad-abad lalu di dalam Al-Qur`an. Ini sekali lagi membuktikan bahwa Al-Qur`an adalah firman Allah SWT.
6.    Lapisan-lapisan atmosfer
Satu fakta tentang alam semesta sebagaimana yang dinyatakan dalam Al-Qur`an adalah bahwa langit terdiri dari tujuh lapis.
“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Baqarah [2] ayat 29)
“Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: “Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa.” Keduanya menjawab: “Kami datang dengan suka hati” (QS. Fushshilat [41] ayat 11)
“Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui” (QS. Fushshilat [41] ayat 12)
Kata langit yang kerap muncul di banyak ayat Al-Qur`an, digunakan untuk mengacu pada langit Bumi (atmosfer) dan juga keseluruhan alam semesta. Dengan makna kata seperti ini, terlihat bahwa langit Bumi atau atmosfer terdiri dari tujuh lapisan. Saat ini, benar-benar diketahui bahwa atmosfir Bumi terdiri dari lapisan-lapisan yang berbeda yang saling bertumpukan. Lebih dari itu, persis yang telah disebutkan oleh Al-Qur`an bahwa atmosfer terdiri dari tujuh lapisan.
Dalam sumber ilmiah hal tersebut diuraikan sebagai berikut: “Para ilmuwan menemukan bahwa atmosfer terdiri dari beberapa lapisan. Lapisan-lapisan tersebut berbeda dalam ciri-ciri fisik, seperti tekanan dan jenis gasnya. Lapisan atmosfer yang terdekat dengan Bumi disebut Troposfer. Ia membentuk sekitar 90% massa dari keseluruhan atmosfer. Lapisan diatas Troposfer disebut Stratosfer dimana terjadi penyerapan sinar Ultraviolet. Lapisan diatas Stratosfer disebut Mesosfer. Termosfer berada di atas Mesosfer. Gas-gas terionisasi membentuk suatu lapisan dalam Termosfer yang disebut Inosfer. Bagian terluar dari atmosfer Bumi membentang dari sekitar 480 km hingga 960 km. Bagian ini dinamakan Eksosfer. (General Science. 1985. hal. 319-322).

Gambar 10. Tujuh lapisan dari Atmosfer
Jika kita menghitung jumlah lapisan dari sumber ilmiah tersebut, maka kita ketahui bahwa lapisan atmosfer tepat terdiri dari tujuh lapisan. Seperti yang telah dinyatakan oleh ayat-ayat Al-Qur`an diatas.  Adalah sebuah keajaiban besar bahwa fakta-fakta ini, yang tak mungkin ditemukan tanpa teknologi canggih abad ke 20 namun secara jelas telah disebutkan oleh Al-Qur`an 1400 tahun yang lalu.
7.    Funsi gunung sebagai pasak
Al-Qur`an juga mengarahkan perhatian kita pada fungsi geologi penting dari Bumi.
“Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka, dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk” (QS. Al-Anbiyaa` [21] ayat 31)
Sebagaimana terlihat dan dinyatakan pada ayat tersebut bahwa gunung-gunung berfungsi mencegah goncangan di permukaan Bumi. Kenyataan ini tidaklah mungkin diketahui, dimasa ketika Al-Qur`an diturunkan. Nyatanya, hal ini baru terungkap sebagai hasil penelitian geologi modern.
Menurut penemuan ini, gunung-gunung muncul sebagai hasil dari pergerakan permukaan dan lempengan-lempengan raksasa yang membentuk kerak Bumi. Kedua lempengan bertubrukan, lempengan yang lebih kuat menyelip dibawah lempengan satunya. Sementara yang diatas melipat dan membentuk dataran tinggi dan gunung. Lapisan bawah bergerak dibawah permukaan dan membentuk perpanjangan yang dalam kebawah. Ini berarti gunung-gunung mempunyai bagian yang menghujam jauh kebawah yang tak kalah besarnya dengan yang tampak di permukaan Bumi.
Dalam tulisan ilmiah, struktur Bumi digambarkan sebagai berikut: “Pada bagian benua yang lebih tebal, seperti pada jajaran pegunungan, kerak Bumi akan terbenam lebih dalam kedalam lapisan magma” (Genaral Science. Carolyn Shoots, Robert Gerdner, Samuel F, Howe, Allyn and Bacon. Inc Newton Massachusetts. 1985. hal. 30)


Gambar 11. Gunung dan ilustrasi tabrakan lempengan Bumi
Dalam sebuah ayat, peran gunung seperti ini diungkapkan dalam perumpamaan sebagai pasak.
“Bukankah Kami telah menjadikan Bumi itu sebagai hamparan?, dan gunung-gunung sebagai pasak?,” (QS. An-Naba` [78] ayat 6-7)
Dengan kata lain, gunung-gunung mengenggam lempengan-lempengan kerak Bumi dengan memanjang keatas dan kebawah permukaan Bumi pada titik pertemuan lempengan-lempengan ini. Dengan cara ini mereka memancangkan kerak Bumi dan mencegahnya dari terombang-ambing diatas cairan magma atau diantara lempengan-lempengannya. Seingkatnya, kita dapat menyamakan gunung dengan paku yang menjadikan lembaran-lembaran kayu tetap menyatu.

Gambar 12. Ilustrasi paku pada kayu yang disamakan dengan fungsi gunung
Fungsi pemancangan dari Bumi dijelaskan dalam tulisan ilmiah Isostasy. Yang memiliki makna: “Kesetimbangan dalam kerak Bumi yang terjaga oleh aliran materi bebatuan dibawah permukaan akibat tekanan gravitasi” (Webster New Twentieth Century Dictionary 2nd ed “Isostasy” New York. Hal 975)
Peran penting ini yang ditemukan oleh ahli geologi modern dan penelitian gempa telah dinyatakan dalam Al-Qur`an sekian abad yang lalu sebagai bukti nyata akan ke Maha Agungan Allah SWT.
8.    Pergerakan gunung
Dalam sebuah ayat kita diberitahu bahwa gunung-gunung tidaklah diam sebagaimana yang tampak, akan tetapi mereka terus menerus bergerak.
“Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. An-Naml [27] ayat 88)
Gerakan gunung-gunung ini disebabkan pergerakan kerak Bumi dimana tempat mereka berada. Kerak Bumi ini seperti mengapung diatas lapisan magma yang lebih rapat.
Pada awal abad ke 20, untuk pertama kalinya dalam sejarah seorang ilmuwan Jerman bernama Alfred Wegener dalam karyanya yang berjudul “Die entstehung der kontinenteund ozeane” mengemukakan bahwa benua-benua pada permukaan Bumi menyatu pada masa-masa awal Bumi. Namun kemudian bergeser ke arah yang berbeda sehingga terpisah saat mereka bergerak saling menjauhi. Para ahli geologi memahami kebenaran pernyataan Alfred Wegener ini, baru pada tahun 1980, yakni 50 tahun setelah kematiannya.
Pergeseran kerak Bumi ini yang ditemukan melalui penelitian geologi di awal abad ke 20, dijelaskan oleh para ilmuwan sebagai berikut: “Kerak dan bagian terluar dari magma dengan ketebalam sekitar 100 km, terbagi atas lapisan-lapisan yang disebut lempengan. Terdapat enam lempengan utama dan beberapa lempengan kecil. Menurut teori yang disebut lempengan tektonik, lempengan ini bergerak pada permukaan Bumi,  membawa benua dan dasar laut bersamanya. Pergerakan benua telah diukur dan berkecepatan 1-5 cm pertahun. Lempengan-lempengan tersebut terus bergerak dan menghasilkan perubahan pada geografi Bumi secara perlahan. Setiap tahun misalnya, samidra Atlantik menjadi sedikit lebih lebar” (Genaral Science. Carolyn Shoots, Robert Gerdner, Samuel F, Howe, Allyn and Bacon. Inc Newton Massachusetts. 1985. hal. 305)
Ada hal yang sangat penting yang perlu diungkapkan disini, dalam ayat diatas Allah SWT telah menyebut tentang gerakan gunung sebagaimana mengapungnya perjalanan awan. Kini ilmuwan modern juga menggunakan istilah “Continental Drift” atau gerakan mengapung dari benua untuk pergerakan ini. Sehingga tidak dipertanyakan lagi bahwa ini adalah salah satu keajaiban dari Al-Qur`an, sebab fakta ilmiah ini yang baru-baru saja ditemukan oleh para ilmuwan telah dinyatakan oleh Al-Qur`an sejak dulu kala.
9.    Rahasia besi
Besi adalah salah satu unsur yang dinyatakan secara jelas di dalam Al-Qur`an. Dalam surat Al-Hadiid yang berarti besi kita diberitahu sebagai berikut:
“…..,Dan Kami ciptakan/turunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa” (QS. Al-Hadiid [57] ayat 25)
Kata “Anzalna” yang berarti “Kami turunkan”, khusus digunakan untuk besi dalam ayat ini dapat diartikan secara kiasan untuk menjelaskan bahwa besi diciptakan untuk memberi manfaat bagi manusia. Tapi ketika kita mempertimbangkan makna harfiah kata ini, yakni secara bendawi yang diturunkan dari langit, kita akan menyadari bahwa ayat ini memiliki keajaiban ilmiah yang sangat penting. Ini dikarenakan penemuan astronomi modern yang telah mengungkap bahwa logam besi yang terdapat di Bumi kita berasal dari bintang-bintang raksasa di angkasa luar. Logam berat di alam semesta, di buat dan dihasilkan dalam inti bintang-bintang angkasa. Akan tetapi sistem tata surya kita tidak memiliki struktur yang cocok untuk dapat menghasilkan besi secara mandiri. Besi hanya dapat dibuat dan dihasilkan oleh bintang-bintang yang jauh lebih besar dari Matahari yang suhunya mencapai beberapa ratus juta derajat.
Ketika jumlah besi telah melebihi batas tertentu dari sebuah bintang, bintang tersebut tidak lagi mampu menanggungnya dan akhirnya meledak melalui peristiwa yang disebut Nova atau Super Nova.

Gambar 13. Super Nova
Akibat dari ledakan ini, meteor-meteor yang mengandung besi bertaburan di seluruh penjuru alam semesta, dan mereka bergerak melalui ruang hampa hingga mengalami tarikan oleh gaya gravitasi benda angkasa. Semua ini menunjukkan bahwa logam besi tidak terbentuk di Bumi, melainkan kiriman dari bintang-bintang yang meledak di ruang angkasa melalui meteor-meteor dan diturunkan ke Bumi persis yang telah dinyatakan oleh ayat diatas. Jelaslah bahwa fakta ini tidak dapat diketahui secara ilmiah pada abad ke 7 Masehi ketika Al-Qur`an di turunkan.


Gambar 14. Foto: Meteor dan kawah meteor
10.    Pembagian hujan
Dalam sebuah ayat Al-Qur`an disebutkan sifat angin yang mengawinkan dan terbentuknya hujan karenanya.
“Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya” (QS. Al-Hijr [15] ayat 22)
Dalam ayat ini ditekankan bahwa fase pertama terbentuknya hujan adalah angin. Hingga awal abad ke 20, satu-satunya hubungan antara angin dan hujan yang diketahui bahwa angin hanyalah menggerakkan awan. Namun penemuan ilmu meteorologi modern telah menunjukkan peran mengawinkan dari angin dalam pembentukkan hujan. Fungsi mengawinkan dari angin ini terjadi sebagaimana berikut: “Diatas permukaan laut dan samudra, gelembung udara yang tak terhitung jumlahnya terbentuk akibat pembentukan buih. Pada saat gelembung-gelembung ini pecah, ribuan partikel kecil dengan diameter seperseratus milimeter terlempar ke udara. Partikel-partikel ini yang dikenal sebagai Airosol bercampur dengan debu daratan yang terbawa oleh angin dan selanjutnya terbawa sampai keatas lapisan atmosfer. Partikel-partikel ini dibawa naik lebih tinggi keatas oleh angin dan bertemu dengan uap air disana. Uap air mengembun disekitar partikel-partikel air ini dan berubah menjadi butiran-butiran air. Butiran-butiran air ini mula-mula berkumpul dan membentuk awan dan kemudian jatuh ke Bumi dalam bentuk hujan.
Sebagaimana terlihat, angin mengawinkan uap air yang melayang di udara dengan partikel-partikel yang dibawanya dari laut dan akhirnya membantu pembentukan awan hujan. Apabila angin tidak memiliki sifat ini, butiran-butiran air yang berada di bagian atas atmosfer tidak akan pernah terbentuk, dan hujan pun tidak akan pernah terjadi. Hal terpenting disini adalah peran utama dari angin dalam pembentukan hujan telah dinyatakan berabad-abad yang lalu dalam sebuah ayat Al-Qur`an, pada saat orang mengetahui sedikit saja tentang fenomena alam.

Gambar 15. Butiran air yang jatuh
Fakta lain yang diberikan oleh Al-Qur`an mengenai hujan adalah bahwa hujan diturunkan ke Bumi dalam kadar tertentu. Hal ini disebutkan dalam surat Az-Zukhruf [43] ayat 11:
“Dan yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu Kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur)”
Kadar dalam hujan inipun sekali lagi telah ditemukan melalui penelitian modern. Diperkirakan dalam satu detik sekitar 16.000.000 ton/detik air menguap dari Bumi. Angka ini menghasilkan 15 trilyun ton air pertahun. Angka ini ternyata sama dengan jumlah air yang jatuh ke Bumi dalam satu tahun. Hal ini berarti air senantiasa berputar dalam satu siklus yang seimbang menurut aturan atau kadar tertentu.


Gambar 16. Kadar air yang naik dan turun
Kehidupan di Bumi bergantung pada siklus air ini. Bahkan sekalipun manusia menggunakan semua teknologi yang ada di Bumi ini, mereka tidak akan mampu membuat siklus seperti ini. Bahkan penyimpangan kecil saja dari jumlah ini akan segera mengakibatkan ketidakseimbangan ekologi yang mampu mengakhiri kehidupan di muka Bumi ini. Namun hal ini tidak pernah terjadi dan hujan senantiasa turun pertahun dalam jumlah yang benar-benar sama seperti yang telah dinyatakan dalam Al-Qur`an.
11.    Lautan yang tidak bercampur satu sama lainnya
Salah satu dari sekian banyak sifat dari lautan yang baru-bari ini ditemukan adalah berkaitan dengan ayat Al-Qur`an sebagai berikut:
“Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu, antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing” (QS. Ar-Rahmaan [55] ayat 19-20)
Sifat lautan yang saling bertemu akan tetapi tidak bercampur antara satu sama lainnya ini telah temukan oleh para ahli kelautan baru-baru ini. Dikarenakan gaya fisika yang dinamakan “Tegangan Permukaan” air dari laut-laut yang saling bersebelahan tidak menyatu. Akibat adanya perbedaan massa jenis, tegangan permukaan mencegah lautan dari bercampur antara satu sama lainnya. Seolah terdapat dinding tipis yang memisahkan mereka.


Gambar 17. Laut yang tidak bercampur
Sisi menarik dari hal ini adalah bahwa pada masa ketika manusia tidak memiliki pengetahuan apapun mengenai fisika, tegangan permukaan, ataupun ilmu kelautan, hal ini telah dinyatakan di dalam Al-Qur`an.
12.    Jenis kelamin bayi
Hingga beberapa waktu yang lalu dinyakini bahwa jenis kelamin bayi ditentukan oleh sel ibunya. Atau paling tidak dipercayai bahwa jenis kelamin ditentukan oleh jenis sel jantan dan sel betina secara bersama-sama. Akan tetapi Al-Qur`an memberitahukan kita tentang informasi yang berbeda. Dimana disebutkan bahwa jenis kelamin laki-laki atau perempuan ditentukan oleh airmani (sperma) yang dipancarkan ke dalam rahim.
“Dan bahwasanya Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan wanita. dari air mani, apabila dipancarkan” (QS. An-Najm [53] ayat 45-46)
Cabang ilmu genetika dan biologi molekuler yang sedang berkembang secara ilmiah telah membenarkan kecermatan informasi yang diberikan dari Al-Qur`an. Kini dipahami bahwa jenis kelamin ditentukan sel sperma dari laki-laki, dan perempuan tidak memiliki peran apapun dalam proses ini. Kromosom merupakan unsur utama dalam penentuan jenis kelamin. 2 dari 46 kromosom yang menentukan struktur seorang manusia diketahui sebagai kromosom jenis kelamin. 2 kromosom ini dinamakan XY pada laki-laki dan XX pada perempuan, karena bentuk-bentuk kromosom ini mirip dengan huruf X dan Y. Kromorom Y membawa gen yang mengkode sifat laki-laki, sedangkan kromosom X membawa gen yang mengkode sifat perempuan.

Gambar 18. Kromosom X dan Y
Pembentukan seorang manusia baru berawal dari kombinasi silang salah satu kromosom-kromosom ini, yang berada di dalam tubuh laki-laki dan perempuan secara berpasangan. Pada perempuan, kedua komponan sel kelamin yang terbelah menjadi dua selama ovulasi membawa kromosom X. Sebaliknya, sel kelamin laki-laki menghasilkan dua sperma yang berbeda. Satu mengandung kromosom X dan yang lainnya kromosom Y. Jika semua kromosom X dari perempuan bergabung dengan sperma yang mengandung kromosom X maka bayi tersebut adalah perempuan. Jika ia bergabung dengan sperma yang mengandung kromosom Y, maka bayi tersebut adalah laki-laki. Dengan kata lain, jenis kelamin seorang bayi ditentukan oleh jenis kromosom dari laki-laki yang bergabung dengan sel perempuan.

Gambar 19. Kombinasi silang kromosom
Tak satupun tentang hal ini diketahui hingga penemuan dari ilmu genetika pada abad ke 20. Bahkan dalam sejumlah masyarakat, dipercaya bahwa jenis kelamin bayi ditentukan oleh tubuh perempuan. Itulah mengapa para wanita dipersalahkan apabila melahirkan anak perempuan.
13 abad sebelum gen manusia ditemukan, Al-Qur`an telah memberikan penjelasan yang menolak kepercayaan tahayul ini dan menunjukkan bahwa penentuan jenis kelamin ini bukanlah berasal dari perempuan, tetapi dari air mani (sperma) dari laki-laki. Jika kita terus memperlajari fakta-fakta yang diberitakan di dalam Al-Qur`an mengenai pembentukan manusia, sekali lagi kita akan menjumpai keajaiban ilmiah yang sungguh penting. Ketika sel sperma laki-laki bergabung dengan sel telur wanita, inti sari bayi yang akan lahir terbentuk. Sel tunggal yang dikenal dengan Zigot dalam ilmu biologi ini, akan segera berkembang biak dengan membelah diri hingga akhirnya menjadi segumpal daging. Tentu saja hal ini hanya dapat dilihat oleh manusia dengan bantuan mikroskop.


Gambar 20. Zigot (sel tunggal) dan proses pembelahannya
Namun Zigot tersebut tidak pernah melewatkan tahap pertumbuhannya begitu saja. Ia melekat pada dinding rahim seperti akar yang kokoh menamcap di Bumi. Melalui hubungan semacam ini, Zigot mampu mendapatkan zat-zat yang terdapat di dalam tubuh sang ibu bagi pertumbuhannya. Disisi lain dari bagian ini menunjukkan salah satu dari keajaiban Al-Qur`an terungkap. Saat merujuk pada Zigot yang tumbuh pada rahim ibu, Allah SWT menggunakan kata “`Alaq ” di dalam Al-Qur`an;
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah” (QS. Al-`Alaq [96] ayat 1-3)
Arti kata “`Alaq” dalam bahasa Arab adalah sesuatu yang menempel pada suatu tempat. Kata ini secara harfiah digunakan untuk seekor lintah yang menempel pada tubuh untuk menghisap darah. Tentunya bukanlah suatu kebetulan bahwa sebuah kata yang sedemikian tepat digunakan untuk sebuah Zigot yang sedang tumbuh dalam rahim ibunya. Hal ini sekali lagi membuktikan bahwa Al-Qur`an merupakan wahyu dari Allah SWT, Tuhan semesta alam.

Gambar 21. Zigot yang menempel pada dinding rahim ibunya
13.    Sidik jari
Saat dikatakan dalam Al-Qur`an bahwa adalah mudah bagi Allah SWT untuk menghidupkan manusia setelah kematiaannya, maka kenyataan tentang sidik jari manusia secara khusus ditekankan.
“Bukan demikian, sebenarnya Kami kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna” (QS. Al-Qiyamah [75] ayat 4)


Gambar 22. Sidik jari manusia
Penekanan pada sidik jari memiliki makna yang sangat khusus. Ini dikarenakan sidik jari setiap orang adalah khas bagi dirinya sendiri. Setiap orang yang hidup atau pernah hidup di dunia ini, memiliki serangkaian bentuk sidik jari yang unik dan berbeda dari orang lain. Itulah mengapa, sidik jari digunakan untuk kartu identitas yang sangat penting bagi pemiliknya dan digunakan untuk tujuan ini di seluruh penjuru dunia
Akan tetapi yang unik adalah bahwa keunikan yang terdapat pada sidik jari ini baru ditemukan di akhir abad ke 19. Sebelumnya, orang hanya menghargai bahwa sidik jari hanyalah sebuah lengkungan tanpa makna khusus. Namun dalam Al-Qur`an, Allah SWT merujuk pada sidik jari yang sedikitpun tidak menarik perhatian orang pada waktu itu, dan mengarahkan perhatian kita akan arti penting dari sidik jari yang baru mampu dipahami oleh para ahli di zaman sekarang.
14.    Otot yang membungkus tulang
Sistem informasi lain yang disebutkan dalam ayat-ayat Al-Qur`an adalah tahap-tahap pembentukan manusia dalam rahim ibu. Disebutkan dalam ayat tersebut bahwa dalam rahim ibu mulanya tulang-tulang terbentuk dan selanjutnya terbentuklah otot yang membungkus tulang-tulang ini.
“Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik” (QS. Al-Mu`minuun [23] ayat 14)
Embriologi adalah cabang ilmu yang mempelajari perkembangan embrio di dalam rahim ibu. Hingga akhir-akhir ini para ahli embriologi beranggapan bahwa tulang dan otot dalam embrio terbentuk secara bersamaan. Karenanya, sejak lama banyak orang yang mengatakan bahwa ayat ini bertentangan dengan ilmu pengetahuan. Namun penelitian canggih dengan mikroskop yang dilakukan dengan perkembangan teknologi baru, telah mengungkap bahwa pernyataan Al-Qur`an adalah benar kata demi katanya.
Penelitian di tingkat mikroskopis ini menunjukkan bahwa perkembangan dalam rahim ibu terjadi persis dengan yang digambarkan dalam ayat diatas. Pertama, jaringan tulang rawan embrio mulai mengeras. Kemudian sel-sel otot yang terpilih dari jaringan disekitar tulang-tulang bergabung dan membungkus tulang-tulang ini. Peristiwa ini digambarkan dalam terbitan ilmiah dengan kalimat berikut; “Dalam minggu ketujuh, rangka mulai tersebar ke seluruh tubuh dan tulang belulang mencapai bentuknya yang kita kenal. Pada akhir minggu ketujuh dan selama minggu kedelapan, otot-otot menempati posisinya disekeliling bentuk tulang” (Moore, Developing Human, cetakan keenam, 1998). Singkatnya, tahap-tahap pembentukan manusia sebagaimana yang telah disebutkan oleh Al-Qur`an benar-benar sesuai dengan penemuan embriologi modern.

Gambar 23. Tulang yang di bungkus otot pada janin
15.    Tiga tahapan janin dalam rahim
Dalam Al-Qur`an bahwa manusia dipaparkan melalui tiga tahapan di dalam rahim ibunya.
“……, Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan[5]. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan Yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan?” (QS. Az-Zumar [39] ayat 6)
[5] Tiga kegelapan itu ialah kegelapan dalam perut, kegelapan dalam rahim, dan kegelapan dalam selaput yang menutup anak dalam rahim.
Sebagaimana yang akan dipahami dalam ayat ini yang ditunjukkan bahwa seorang manusia diciptakan dalam tubuh ibunya dalam tiga tahapan yang berbeda. Sungguh biologi modern telah mengungkap bahwa pembentukan embrio pada bayi terjadi dalam tiga tempat yang berbeda di dalam rahim ibu. Sekarang di semua buku embriologi yang digunakan dalam beberapa fakultas kedokteran, hal ini dijadikan sebagai pengetahuan dasar. Misalnya, dalam buku “Basic Human Embriologi” sebuah buku referensi utama dalam embriologi, fakta ini diuraikan sebagai berikut; “Kehidupan dalam rahim memiliki tiga tahapan. Pre embrionik 2,5 minggu pertama, embrionik sampai akhir minggu ke delapan, dan janin dari minggu kedelapan sampai kelahiran.

Gambar 24. Embrio di dalam rahim
Fase-fase ini mengacu pada tahap-tahap yang berbeda dari perkembangan seorang bayi. Informasi yang terjadi mengenai janin dalam rahim ini baru didapatkan setelah serangkaian pengamatan dan menggunakan peralatan modern. Namun, sebagaimana fakta ilmiah lainnya, informasi-informasi ini disampaikan dalam ayat-ayat Al-Qur`an dengan cara yang ajaib. Fakta yang sedemikian rinci dan akurat diberikan oleh Al-Qur`an pada saat orang memiliki sedikit sekali informasi di bidang kedokteran, merupakan bukti nyata bahwa Al-Qur`an bukanlah ucapan manusia, melainkan firman dari Allah SWT.
16.    Berita untuk masa depan dari Al-Qur`an
1)    Kemenangan kaum Muslim
Sisi keajaiban lain dari Al-Qur`an adalah ia memberitakan terlebih dahulu sebuah peristiwa yang akan terjadi di masa mendatang. Ayat 27 dari surat Al-Fath [48] misalnya memberi kabar gembira kepada orang-orang yang beriman bahwa kelak akan menguasai kota Mekkah yang pada saat itu adalah penyembah berhala.
“Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya, tentang kebenaran mimpinya dengan sebenarnya (yaitu) bahwa sesungguhnya kamu pasti akan memasuki Masjidil Haram, insya Allah dalam keadaan aman, dengan mencukur rambut kepala dan mengguntingnya, sedang kamu tidak merasa takut. Maka Allah mengetahui apa yang tiada kamu ketahui dan Dia memberikan sebelum itu kemenangan yang dekat[6]
[6] Selang beberapa lama sebelum terjadi Perdamaian Hudaibiyah Nabi Muhammad SAW. bermimpi bahwa beliau bersama para sahabatnya memasuki kota Mekah dan Masjidil Haram dalam keadaan sebahagian mereka bercukur rambut dan sebahagian lagi bergunting. Nabi mengatakan bahwa mimpi beliau itu akan terjadi nanti. Kemudian berita ini tersiar di kalangan kaum muslim, orang-orang munafik, orang-orang Yahudi dan Nasrani. Setelah terjadi perdamaian Hudaibiyah dan kaum muslimin waktu itu tidak sampai memasuki Mekah maka orang-orang munafik memperolok-olokkan Nabi dan menyatakan bahwa mimpi Nabi yang dikatakan beliau pasti akan terjadi itu adalah bohong belaka. Maka turunlah ayat ini yang menyatakan bahwa mimpi Nabi itu pasti akan menjadi kenyataan di tahun yang akan datang. Dan sebelum itu dalam waktu yang dekat Nabi akan menaklukkan kota Khaibar. Andaikata pada tahun terjadinya Perdamaian Hudaibiyah itu kaum muslim memasuki kota Mekah, maka dikhawatirkan keselamatan orang-orang yang menyembunyikan imannya yang berada dalam kota Mekah waktu itu.
Ketika kita lihat lebih dekat lagi ayat tersebut terlihat mengumumkan adanya kemenangan lain yang akan terjadi sebelum kemenangan Mekkah. Sesungguhnya, sebagaimana yang dikemukakan dalam ayat tersebut maka kaum Mukmin terlebih dahulu memenangkan di benteng Khaibar yang berada di bawah kendali Yahudi dan kemudian baru memasuki Mekkah.
2)    Kemenangan Bizantium
Penggalan berita lain yang berhubungan dengan masa depan di dalam Al-Qur`an ditemukan dalam ayat pertama surat Ar-Ruum [30] yang merujuk pada kekaisaran Bizantium wilayah timur kekaisaran Romawi. Dalam ayat-ayat ini disebutkan bahwa kekaisaran Bizantium telah mengalami kekalahan besar tetapi akan kembali mendapatkan kemenangan.
“Telah dikalahkan bangsa Rumawi[7], di negeri yang terdekat/terendah[8] dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang[9], dalam beberapa tahun lagi[10]. Bagi Allah-lah urusan sebelum dan sesudah (mereka menang). Dan di hari (kemenangan bangsa Romawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman,” (QS. Ar-Ruum [30] ayat 2-4)
[7] Maksudnya: Rumawi Timur yang berpusat di Konstantinopel.
[8] Maksudnya: terdekat ke negeri Arab yaitu Syria dan Palestina sewaktu menjadi jajahan kerajaan Rumawi Timur.
[9] Bangsa Rumawi adalah satu bangsa yang beragama Nasrani yang mempunyai Kitab Suci sedang Bangsa Persia adalah beragama Majusi, menyembah api dan berhala (musyrik). Kedua bangsa itu saling perang memerangi. Ketika tersiar berita kekalahan bangsa Rumawi oleh bangsa Persia, maka kaum musyrik Mekah menyambutnya dengan gembira karena berpihak kepada orang musyrikin Persia. Sedang kaum muslimin berduka cita karenanya. Kemudian turunlah ayat ini dan ayat yang berikutnya menerangkan bahwa bangsa Rumawi sesudah kalah itu akan mendapat kemenangan dalam masa beberapa tahun saja. Hal itu benar-benar terjadi. Beberapa tahun sesudah itu menanglah bangsa Rumawi dan kalahlah bangsa Persia. Dengan kejadian yang demikian nyatalah kebenaran Nabi Muhammad s.a.w. sebagai Nabi dan Rasul dan kebenaran Al Quran sebagai firman Allah.
[10] Ialah antara tiga sampai sembilan tahun. Waktu antara kekalahan bangsa Rumawi (tahun 614-615) dengan kemenangannya (tahun 622 M.) bangsa Rumawi adalah kira-kira tujuh tahun.
Ayat-ayat ini diturunkan kira-kira pada tahun 620 Masehi. Hampir tujuh tahun dari kekalahan hebat Bizantium kristen di tangan bangsa Persia. Ketika itu Bizantium kehilangan Yerusalem. Kemudian diriwayatkan dalam ayat ini bahwa bangsa Romawi dalam waktu dekat akan menang. Padahal Bizantium pada waktu itu telah menderita kekalahan sedemikian hebat sehingga tampak mustahil baginya untuk mempertahankan keberadaannya sekalipun, apalagi merebut kemenangan kembali.

Gambar 25. Wilayah kekaisaran Bizantium, Persia dan lainnya.
Tidak hanya bangsa Persia, tapi juga bangsa Avars, Slavia dan Lombard menjadi ancaman serius bagi kekaisaran Bizantium. Bangsa Avars telah datang hingga batas dinding kota Konstantinopel. Kaisar Bizanitum, Heraklius telah memerintahkan agar emas dan perak yang ada di dalam gereja dilebur untuk dijadikan uang dalam membiayai pasukan perang. Banyak gubernur yang memberontak melawan kaisar Heraklius, dan kekaisaran tersebut telah berada pada titik kehancuran. Mesopotamia, Sulisia, Syiria, Palestina, Mesir dan Ermenia, yang semula dikuasai oleh Bizantium diserbu oleh bangsa Persia. Pendek kata setiap orang akan mengira bahwa kekaisaran Bizanitium akan runtuh. Tetapi tepat disaat seperti itu ayat pertama dari surat Ar-Ruum di turunkan dan memberitahukan bahwa Bizantium akan memperoleh kemenangan dalam beberapa tahun lagi.
Setelah tujuh tahun setelah ayat pertama dari surat Ar-Ruum tersebut diturunkan atau tepatnya pada Desember tahun 627 Masehi, perang penentu antara kekaisaran Bizantium dan Persia terjadi di Benefer. Dan kali ini pasukan Bizantium secara mengejutkan mengelahkan pasukan Persia. Beberapa bulan kemudian bangsa Persia harus membuat perjanjian dengan Bizantium yang mewajibkan mereka untuk mengembalikan wilayah yang telah mereka ambil dari Bizantium. Akhirnya kemenangan bangsa Romawi yang di umumkan oleh Allah SWT di dalam Al-Qur`an secara ajaib menjadi kenyataan.
3)    Informasi mengenai tempat terendah di muka Bumi
Keajaiban lain yang diungkapkan dalam ayat ini adalah pengumuman fakta geografis yang tak dapat ditemukan oleh orang pada masa itu. Dalam ayat ketiga surat Ar-Ruum [30] memberitakan bahwa bangsa Romawi telah dikalahkan di tempat yang paling rendah dari Bumi ini. Ungkapan “Adna al ard” diartikan sebagai tempat yang dekat dalam banyak terjemahan. Namun ini bukanlah makna harfiah dari kalimat tersebut. Tetapi lebih berupa sebuah penafsiran atasnya. Kata “Adna” dalam bahasa Arab diambi dari kata “Dani” yang berarti rendah. Dan “Ardh” yang berarti Bumi. Karena itu, ungkapan “Adna al Ard” berarti tempat paling rendah di Bumi. Yang paling menarik, tahap-tahap peperangan antara kekaisaran Bizantium dan Persia ketika Bizantium dikalahkan dan kehilangan Yerusalem, benar-benar terjadi pada titik terendah di Bumi. Wilayah yang dimaksudkan ini adalah cekungan Laut Mati. Yang terletak di titik pertemuan wilayah yang dimiliki oleh Syria, Palestina dan Yordania.


Gambar 26. Cekungan Laut Mati
Laut Mati terletak 396 meter dibawah permukaan laut sehingga menjadikannya sebagai tempat terendah di Bumi. Ini berarti Bizantium dikalahkan oleh bangsa Persia ditempat yang terendah di Bumi. Persis seperti yang disebutkan di dalam Al-Qur`an.
Hal menarik dari fakta ini adalah bahwa ketinggian Laut Mati yang mampu diukur dengan teknik pengukuran modern, sebelumnya menjadi mustahil untuk seseorang dapat mengetahui bahwa wilayah ini adalah tempat terendah di Bumi. Namun, dalam Al-Qur`an tempat ini dinyatakan sebagai tempat yang terendah di Bumi. Demikianlah, ini membuktikan lagi bahwa Al-Qur`an adalah wahyu Illahi.
17.    Kesimpulan
Segala yang telah kita saksikan, rasakan dan alami sejauh ini menunjukkan kepada kita tentang fakta yang nyata bahwa Al-Qur`an adalah kitab yang berisi segala informasi yang telah terbukti benar dan memberikan fakta-fakta yang tak seorangpun mampu. Tentunya hal ini menjadi bukti yang nyata bahwa Al-Qur`an bukanlah perkataan manusia. Al-Qur`an adalah firman Allah SWT, Pencipta segala sesuatu dan Sang Maha Kuasa yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu.
Dalam sebuah ayat Allah SWT berfirman mengenai Al-Qur`an.
“…..,Kalau kiranya Al-Qur`an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya” (QS. An-Nisaa` [4] ayat 82)
Selain tidak dijumpai pertentangan dalam Al-Qur`an, setiap penggal berita yang dikandungnya mengungkap lebih banyak tentang keajaiban dari kitab Ilahiah ini hari demi hari. Yang sepatutnya dilaksanakan oleh manusia adalah untuk berpegang teguh pada kitab Ilahi yang diwahyukan Allah SWT ini dan menerimanya sebagai satu-satunya petunjuk hidup dan kehidupan.
Dalam salah satu ayat Allah SWT menyeru kita:
“Dan Al-Quran itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat” (QS. Al-An`aam [6] ayat 155)
Semoga Allah SWT senantiasa membekali hati kita dengan perasaan cinta terhadap Al-Qur`an, untuk kemudian mengkaji dan mengamalkan setiap makna yang terkandung di dalamnya. Amin.