KH Abdullah Gymnastiar

Nama penggagas “Manajemen Kalbu” ini kian melambung sebagai mubaligh. Popularitasnya saat ini menyamai Hamka pada 1970-an dan setara dengan “Dai Sejuta Umat”, Zainudin M.Z., tahun 1980-an. Itulah K.H. Abdullah Gymnastiar, yang lebih senang – dan lebih popular -- dengan panggilan Aa Gym ketimbang kiai, misalnya. Aa adalah cara orang Sunda memendekkan kata ‘kakak’ (abang).
Tampil bersahaja, suka merendah, dan menyejukkan, ceramah-ceramah agamanya di sebuah stasion televisi dan di Masjid Istiqlal, Jakarta, mampu menguras air mata para hadirin. Ia bahkan tak segan-segan mengajak dirinya dan hadirin meneladani bayi dan anak-anak, yang disebutnya bagai “gelas bening, sehingga sebutir debu pun yang menempel padanya bisa terlihat.” Bayi dan anak-anak, katanya “tidak pendendam, rendah hati, dan jujur”.


“Belajarlah dari bayi, yang tak pernah merasa gagal,” katanya dalam bagian ceramahnya berjudul ‘Anak sebagai Lahan Tafakkur’. “Ketika ia belajar berjalan, setiap jatuh ia selalu bangun dan mencoba lagi. Jika ia marah pada temannya, sebentar kemudian akan baikan kembali.” Aa lalu menghubungkannya pertikaian antar sesama saudara di Indonesia, yang tak pernah habis-habisnya memendam dendam.

Aa Gym lahir di Bandung pada 29 Januari 1962, dari pasangan Letkol H. Engkus Kuswara dan Hj. Yeti Rohayati. Meskipun tidak tumbuh di lingkungan pesantren, keluarganya terkenal disiplin dan religius.

Guru agamanya yang pertama adalah adiknya sendiri, Agung Gunmartin, yang cacat, lumpuh, matanya juling, dan telinganya hampir tuli. Yang istimewa, Agung sangat gigih, tetap rajin kuliah dan tak pernah lepas salat wajib dan tahajud. “Meski bernapas saja sulit, dia tetap mendisiplinkan diri untuk ke masjid,” kenangnya. Aa sendiri seorang kakak yang setia, yang rajin menggendong sang adik bila ke masjid dan mendampinginya ketika ke kampus.

Namun lama kelamaan, kesehatan Agung kian memburuk, hingga duduk pun ia sudah tak mampu. Tangannya tidak dapat lagi digerakkan. Namun keadaan itu diterimanya dengan sabar dan tawakkal, tanpa berkeluh-kesah. "Sampai akhirnya dia meninggal di pangkuan saya, " papar Aa Gym dengan mata berkaca-kaca.

Pada usia 20 tahunan, Gymnastiar berguru pada Ajengan Junaedi dari Garut, Jawa Barat. Dan hanya dalam tiga hari, ia oleh gurunya dinyatakan telah memiliki ilmu laduni – yang memberinya kemampuan memahami sesuatu tanpa melalui proses belajar. Menurut Gym, ia sendiri kurang begitu yakin apakah benar ia telah menguasai ilmu tadi. Namun beberapa guru spiritualnya yang lain juga menyatakan bahwa dia telah dikaruniai ma’rifatullah—‘pengetahuan dari Allah’. Seorang di antaranya KH Khoer Affandi, ulama tasawuf terkenal Jawa Barat yang semasa hidupnya memimpin Pesantren Miftahul Huda, Manonjaya, Tasikmalaya.

“Berkat ilmu itu, saya bisa tiba-tiba tanpa sengaja mengetahui hal-hal baru saat berceramah,” tutur lelaki yang memanggil ‘bos’ kepada lawan bicaranya. Saat materinya dirujuk dengan kitab-kitab tafsir, isinya ternyata tak berbeda.

Pencarian jati diri Aa Gym diwarnai sejumlah peristiwa aneh melalui mimpi, baik yang dialaminya sendiri maupun oleh ibu dan adiknya. Dalam mimpinya, ibunya mendapati Rasulullah sedang mencari seseorang. Sedang adiknya bermimpi melihat Rasulullah mendatangi rumah mereka. Dalam mimpinya sendiri, Aa Gym sempat salat berjamaah bersama Rasulullah dan keempat Sahabat: Abu Bakar, Umar, Usman, dan Ali.

"Saya berdiri di samping Sayidina Ali, sementara Rasulullah bertindak sebagai imam," paparnya. Dalam mimpi sebelumnya, ia merasa didatangi seorang tua berjubah putih bersih, yang mencuci mukanya dengan ekor bulu merak bersaput madu. Dia lalu mengatakan Aa Gym insyaallah akan menjadi orang yang mulia, kelak. Setelah mimpi-mimpi itu, Gymnastiar mulai berguru pada beberapa ulama.

Sebagai kiai, Aa Gym tahu sekali bahwa lebih baik memberi daripada menerima. Maka lelaki yang sejak SMA berjiwa wirausaha ini merintis pembentukan Keluarga Mahasiswa Islam Wiraswasta (KMIW) pada 1987. KMIW membuat dan menjajakan stiker, kaos oblong, gantungan kunci, dan alat tulis menulis yang dibubuhi slogan-slogan religius.

Pada 1990, ia mendirikan Yayasan Pondok Pesantren Daarut Tauhid (DT). Pendirian DT terilhami gerakan Al-Arqam di Malaysia, yang berhasil secara mandiri memenuhi kebutuhan sehari-hari secara Islami. Beberapa waktu kemudian, DT pindah lokasi ke Jalan Gegerkalong Girang 67. Di lokasi rumah pondokan berkamar 20 buah itu, ia menyewa dua kamar. Di sana ia sering mendapat tantangan berat, karena lokasi itu dikenal sebagai markas "biang kerok" keresahan masyarakat. Toh ia kemudian berhasil mengontrak seluruh kamar yang ada, dan bahkan mampu membeli kepemilikannya seharga Rp 100 juta.

Aa Gym merombak komplek kos-kosan itu menjadi gedung permanen berlantai tiga. Lantai satu digunakan untuk kegiatan perekonomian; lantai dua dan tiga dijadikan masjid. Masjid DT itu sering disebut masjid seribu tangan karena dibangun secara gotong royong oleh ribuan warga yang tinggal di sekitar tempat tersebut bersama para jemaah DT. Tahun-tahun berikutnya ia berhasil mendirikan Koperasi Pondok Pesantren (Kopontren) DT, yang kini telah memiliki “cabang” di Jakarta. Pada 1999, DT berhasil memiliki Radio Ummat yang mengudara sejak 9 Desember 1999, mendirikan CV House and Building (HNB), PT MQS (Mutiara Qalbu Salim), PT Tabloid MQ, Asrama Daarul Muthmainnah 2000, Radio Bening Hati, dan membangun Gedung Serba Guna. Sampai 1999, aset DT yang semula tidak seberapa telah bernilai Rp 6 miliar.

Manajemen Kalbu merupakan cara memelihara kebeningan hati dengan lebih mengenal Allah, antaranya dengan berzikir. Selanjutnya, hati yang bening dan damai diisi dengan nilai-nilai rohani Islam seperti sabar, rida, tawakal, ikhlas, jujur, dan disertai dengan ikhtiar. Menurut ustad yang tidak memiliki pembantu rumah tangga itu, hati adalah raja yang dapat membuat manusia melakukan apa saja. "Kita banyak amal, tapi kalau hatinya tidak ikhlas, ya tidak akan diterima," ujarnya di “markas”-nya di Jalan Gegerkalong Girang 38, Bandung.

Darut Tauhid adalah pesantren alternatif. Sasarannya menjadikan anak didik minimal menjadi manusia yang tidak menjadi beban orang lain, dengan merangsang tumbuhnya ekonomi umat. Dan Aa Gym tidak hanya berteori, tapi juga menghadirkan bukti. Gedung Kopontren yang berlantai 4 digunakan untuk kegiatan percetakan, penerbitan, swalayan, minimarket, warung telekomunikasi, pusat informasi, dan lainnya. Buku dan kasetnya laris manis.

“Yang penting, menurut saya mah, harus dimulai dari diri sendiri,” katanya tentang solusi penanganan multikrisis di Indonesia. Sederhana, tapi justru mengena. Kesederhanaan inilah yang membuat banyak orang tertarik, termasuk wartawan kantor berita Reuters dan televisi CNN yang datang mewawancarainya. Kalangan non-Islam juga suka bertandang untuk bertukar pikiran dengannya.

Aa Gym menikah dengan Ninih Mutaminnah Muhsin, cucu KH Mohamad Tasdiqin, pengasuh Pondok Pesantren Kalangsari, Cijulang, Ciamis Selatan, Jawa Barat. Ia dikaruniai enam orang anak. Tinggal pula bersama mereka lima anak yatim yang menjadi asuhannya.

Part 2

Sosok Kyai yang satu ini memang lain, dia berani tampil beda antara menjalankan Syiar Islam dan kesehariannya. Tidak percaya? Lihat photo Aa Gym (begitu panggilan akrab) Kyai-nya kawula muda yang tampil di layar ini.

Selama ini kita melihat penampilan Aa Gym di televisi atau di berbagai podium pengajian, apabila sedang menjalankan Syiar Islam tidak pernah lepas dari serban. Tapi khusus untuk ia-wutsqo.Com Aa minta penampilannya yang ini diupload.

Dewasa ini terdapat imej bahwa mengumpulkan remaja di forum dakwah susah-susah gampang. Tetapi apabila yang memberikan ceramahnya Kyai Idola Remaja yang bernama Abdullah Gymnastiar lapangan olah raga Gasibu yang berlokasi di depan Pusat Pemerintahan Propinsi Jawa Barat, penuh oleh puluhan ribu remaja dan kawula muda yang sedang mencari Syiar Islam.

Kini Aa Gym, tidak saja menjadi idola para remaja dan kawula muda tetapi sosok Aa Gym telah menjadi figur baru dakwah Islam di seluruh lapisan masyarakat. Jadwal kegiatannya cukup padat, selain memberikan ceramah di Pondok Pesantren yang dipimpinnya yakni Daarut Tauhiid, Aa Gym juga kerap mengisi panggilan ceramah di luar Kota Bandung.

Kalangan pengusaha dan kaum profesional saat ini banyak yang mengikuti kegiatan rutin yang dikenal dengan sebutan "ngaji" padanya. Modal Aa Gym sehingga dipercaya memimpin para santrinya yang kini tersebar dari berbagai kalangan adalah "ketulusan", ditambah dengan "positioning" khusus dengan system pembinaan "Manajemen Qalbu".

Yayasan Daarut Tauhiid yang dipimpinnya, saat ini telah berhasil mengembangkan kegiatannya, tidak saja di bidang pembinaan mental dengan system manajemen qolbu-nya tadi. Tetapi secara keseluruhan Aa Gym telah berhasil mengembangkan asset pondok pesantrennya sampai memiliki asset sekitar Rp 8 Milyar. Sungguh luar biasa untuk perkembangan sebuah pondok pesantren yang tergolong baru. Apalagi Aa Gym mulai merintisnya dari NOL. "Tetapi alhamdulillah saat ini Pondok Pesantren Daarut Tauhiid telah memiliki 21 divisi usaha," ujar Aa Gym ketika ditemui Tim ia-wutsqo.Com.

KILAS BALIK DAARUT TAUHIID

Sejarah Daarut Tauhiid (DT) berawal pada tahun 1987, ketika seorang pemuda bernama Abdullah Gymnastiar yang kini lebih dikenal dengan nama Aa Gym, merintis usaha melalui wadah KMIW (Keluarga Mahasiswa Islam Wiraswasta). Sebagian hasil usaha KMIW digunakan untuk menopang kegiatan pengajian rutin yang dipimpinnya.

Semakin hari usaha yang dirintis Aa Gym semakin berkembang, sejalan dengan bertambahnya jamaah yang datang mengikuti pengajian rutin yang diasuhnya. Untuk mewadahinya, maka pada tanggal 4 September 1990 didirikanlah secara resmi Yayasan Pondok Pesantren Daarut Tauhiid.

Memegang prinsip dengan tanpa meminta sumbangan, dapat menjadi besar. Demikian gambaran kilas balik Pondok Pesantren Daarut Tauhiid. Manfaat Pondok Pesantren Daarut Tauhiid semakin nampak pada saat krisis seperti sekarang ini, diantaranya dengan dibangunnya Cottage dan Masjid.

"Yang membangun masjid ini kan Allah. Saya hanya memberi informasi, agar setiap muslim bisa memanfaatkan ladang amal," demikian kata K.H. Abdullah Gymnastiar.

Pria kelahiran 29 Januari 1962 ini lebih enak dipanggil Aa (kakak), daripada sebutan Kyai. "Saya ingin akrab dengan semua lapisan masyarakat, kalau dipanggil Kyai sepertinya ada jarak," ujar anak yang besar di lingkungan tentara dan pernah memimpin Resimen Mahasiswa di Universitas Ahmad Yani (Unjani) Cimahi ini.

Berawal dari sebuah kamar kontrakan, kini Daarut Tauhiid memiliki asset yang cukup besar untuk ukuran sebuah Pondok Pesantren. Semuanya berhasil tanpa meminta bantuan. "Allahlah yang memberi semua ini. Padahal dalam perjalannya, saat mulai merintis dakwah merupakan saat yang paling sulit," tegasnya.

Pada tahun 1993, Daarut Tauhiid menangani usaha pembebasan tanah untuk selanjutnya dibangun sebuah mesjid permanen berlantai tiga, yang diberi julukan Mesjid Seribu Tangan. Karena mesjid ini dibangun secara gotong royong oleh ribuan masyarakat sekitar, dan para jamaah Daarut Tauhiid. Untuk membantu kelancaran kegiatan dakwahnya, pada tahun 1994, didirikan Koperasi Pondok Pesantren Daarut Tauhiid (KOPONTREN DT). Di penghujung tahun 1997, sarana dakwah dan perekonomian menjadi semakin lengkap dengan dibangunnya gedung KOPONTREN DT berlantai empat yang letaknya di seberang mesjid.

Gedung yang cukup representatif ini dipergunakan untuk kantor beberapa unit usaha, seperti: BMT (Baitul Mal wat-Tamwil), Penerbitan DT Press, Percetakan DT Print, Super Mini Market, Warung Telekomunikasi, Warung Internet, Divisi Reklame, Handycraft, Pusat Informasi, dll.

Aktivitas pendidikan juga berkembang pesat, dengan diembannya amanah oleh Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) DT pada akhir tahun 1998. Materi latihan di DT diantaranya: Achievment Motivation Training (AMT) bernuansa religius, Out Bound Training, Team Building serta tentu saja Manajemen Qolbu.

Diakhir tahun 1998, diresmikan sebuah Hotel Islami (Cottage) yang diberi nama Daarul Jannah Cottage. Cottage Islami ini diproyeksikan untuk Program Wisata Rohani bagi para eksekutif dari dalam maupun luar negeri, keluarga serta para pelajar yang akan ber-weekend, meneduhkan hati sambil menikmati sejuknya suasana pesantren dan menambah wawasan keislaman.

Pondok Pesantren Berwawasan Lingkungan

Satu hal lagi yang menarik dari Pondok Pesantren Daarut Tauhiid ini adalah perhatiannya terhadap lingkungan hidup dan disiplin para santrinya. Mulai dari pintu masuk Jl. Geger Kalong Girang ke lokasi Pondok Pesantren Darut Tauhid +/- 500 meter, nampak bersih dan tidak ada sampah yang berserakan. Hal ini dikarenakan setiap pagi ada petugas khusus yang membersihkan jalan di lingkungan pesantren.

Dalam hal ini jangan heran, apabila pada suatu waktu kita bertemu Aa Gym sendiri yang sedang membersihkan sampah di lingkungan tersebut. Pada hari Sabtu, yang turun adalah pasukan santri ikhwan yang berseragam kaus biru dan bersepatu lars, membersihkan sampah di kawasan Jl. Geger Kalong Girang. Sehingga tidak akan kita temukan secarik kertas yang berserakan di pinggir jalan. Karenanya Pondok Pesantren Daarut Tauhiid mendapat penghargaan sebagai Lingkungan Pesantren terbaik se-Indonesia. *****

(Petikan wawancara ia-wutsqo.Com dengan Aa Gym ditambah dari berbagai sumber)