Iran tak pedulikan resolusi PBB yang mengecam program nuklirnya |
Pemerintah Iran menyetujui rencana membangun 10 pabrik pengayaan uranium yang baru, demikian bunyi laporan media pemerintah Iran.
Pemerintah memberitahu badan nuklir Iran agar mulai membangun pabrik di lima lokasi, sementara lokasi lima pabrik lainnya akan diputuskan dalam dua bulan mendatang.
Berita ini keluar beberapa hari setelah badan pengawas nuklir PBB, IAEA mengecam Iran secara resmi karena menutup-nutupi keberadaan satu pabrik pengayaan uraniumnya.
Gedung Putih mengatakan langkah ini jelas merupakan "satu lagi pelanggaran serius dari kewajiban Iran".
Sementara itu, Inggris menggambarkan berita ini sebagai "masalah yang sangat mengkhawatirkan" dan berpotensi melanggar resolusi PBB.
Negara-negara Barat mengatakan Iran berupaya mengembangkan persenjataan nuklir. Iran mengatakan, program nuklirnya untuk tujuan sipil.
ANALISIS
John Leyne, wartawan BBC di Teheran mengatakan tujuan program nuklir Iran adalah menghasilkan tenaga nuklir untuk kepentingan damai. Tetapi pembangkit nuklir pertama Iran di Bushehr masih dalam tahap pembangunan dan pembangkit-pembangkit yang lain masih dalam tahap rancangan.
Menurut rencana yang diumumkan pemerintah ini, Iran akan meningkatkan produksi pengayaan uraniumnya dari hanya sekitar 1 ton metrik tahun lalu hingga mencapai 300 ton metrik per tahun.
Sulit membayagkan bagaimana jumlah uranium yang diperkaya sebesar ini diperlukan dalam waktu dekat, terutama karena bahan bakar untuk reaktor nuklir Iran di Bushehr dipasok oleh Rusia.
Presiden Ahmadinejad juga menyerukan kepada kabinetnya untuk menyetujui langkah meningkatkan pengayaan sebesar 20 persen, dari yang sebelumnya hanya 5 persen.
Tujuannya, mungkin, untuk memasok reaktor penelitian Teheran, menyusul ambruknya kesepakatan internasional untuk memasok bahan bakar ke reaktor itu.
Tetapi beberapa pengamat Barat mengatakan, Iran tidak memiliki kemampuan teknis untuk menghasilkan bahan bakar untuk reaktor itu.
Iran sendiri bersikukuh bahwa pihaknya hanya melakukan sesuatu yang diperbolehkan oleh traktat larangan penyebarluasan nuklir.
Tetapi seorang jurubicara Kementrian Luar Negeri Inggris mengatakan : "Laporan-laporan yang menyatakan Iran sedang mempertimbangkan untuk membangun lebih banyak lagi pabrik pengayaan uranium, jelas mengkhawatirkan.
"Itu akan merupakan pelanggaran resolusi dewan keamanan PBB secara sengaja. Kami perlu mempertimbangkan tanggapan kami".
Jurubicara Gedung Putih, Robert Gibbs mengatakan dalam sebuah pernyataan: "Jika benar, ini merupakan pelanggaran serius satu lagi dari kewajiban Iran dibawah resolusi Dewan Keamanan PBB dan satu contoh lagi dari sikap Iran yang memilih mengisolasi dirinya.
"Waktu sudah habis bagi Iran untuk menanggapi kekhawatiran masyarakat internasional yang semakin besar atas program nuklirnya."
Garis keras
Wartawan BBc di Iran, Jon Lyne mengatakan langkah Iran ini adalah sikap tidak mau kalah yang kemungkinan besar akan mengundang konfrontasi dalam masalah program nuklir Iran.
Pihak negara Barat akan khawatir, langkah ini akan mempercepat kemampuan Iran memproduksi sebuah bom nuklir, demikian menurut koresponden BBC, Jon Leyne.
Tujuan jangka pendek Presiden Ahmadinejad mungkin meningkatkan posisi tawar menawarnya dalam kebuntuan diplomatik yang saat ini terjadi. Dan dia menggunakan isu ini dalam upayanya menggalang dukungan di dalam negeri.
Dengan mengambil garis keras seperti ini, presiden Ahmadinejad bisa mendiamkan para pengecamnya di dalam negeri yang berusaha menggunakan isu nuklir untuk melawan Ahmadinejadi, demikian tambah Jon Leyne.
Iran mengatakan, pabrik-pabrik baru itu, besarnya akan sama dengan yang sudah ada saat ini di Natanz.