Sukses, siapa yang tidak mau sukses? Setiap orang yang sehat akal dan jiwanya pasti ingin sukses di dunia dan akherat. Tapi bagaimana caranya? Apa yang harus diperhatikan untuk mencapai kesuksesan tersebut.
Dalam buku “Quranic Quotient for a lasting success”, penulisnya (Ahimsa Riyadi) mengajukan tesis yang menarik tentang konsep al-Quran dalam bagaimana mencapai kesuksesan yang abadi. Sebagai seorang muslim, kita sangat perlu untuk mengetahui dan mempelajari kitab suci yang penuh hikmah tersebut, al-Quran yang mulia. Walaupun saya sangat yakin masih banyak lagi hikmah yang terkandung dalam al-Quran yang mulia tersebut.Ahimsa mendasarkan tesis utamanya pada ayat berikut:
Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan salat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, (QS. Fathir[35]:29)
Berdasarkan ayat tersebut di atas, ada 3 hal yang mesti dilakukan oleh manusia untuk mencapai kesuksesan, yaitu perniagaan yang tidak akan merugi. Ayat tersebut menyebutkan tiga amalan sebagai kunci sukses, yaitu membaca kitab Allah, mendirikan sholat dan menafkahkan sebagian dari rezeki yang didapat. Penulis memetakan ketiga amalan tersebut ke dalam tiga kelompok perbuatan sebagai berikut:
1- Personal Improvement
Membaca kitab Allah tidaklah terbatas pada hanya membaca al-Quran saja. Tapi kitabullah adalah semua ilmu yang dapat dipelajari dan bermanfaat. Jadi kunci sukses pertama adalah selalu meningkatkan kualitas individu dengan selalu belajar dan menggali ilmu-ilmu yang bermanfaat.
2- Spiritual Improvement
Mendirikan sholat atau secara umum ibadah dapat diartikan untuk meningkatkan kualitas spritual seseorang. Dan memang al-Quran menegaskan banyaknya berkah dan manfaat dari sholat dan beribadah kepada Allah, seperti ketenangan hati, mencegah perbuatan keji dan munkar, dll. Jadi kunci sukses kedua adalah selalu meningkatkan kualitas spiritual dengan beribadah dan senantiasi mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.
3- Social Empowerment
Menafkahkan sebagian rezeki kepada yang membutuhkan diartikan sebagai pemberdayaan sosial. Pribadi muslim bukanlah pribadi yang individualistis dan anti sosial. Seorang muslim dituntut untuk memperhatikan keadaan sosial di lingkungannya, saling tolong menolong dalam kebaikan dan kesabaran. Pada beberapa ayat al-Quran dan hadits Rasulullah SAW dinyatakan bahwa tidak akan berkurang harta orang yang menafkahkan sebagiannya kepada pihak-pihak yang membutuhkannya, bahkan akan bertambah (tumbuh). Seperti di antaranya ayat berikut:
“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipat gandakan (pembayarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak.” (QS. 57:18)
Itulah menurut al-Quran tiga hal yang perlu kita lakukan untuk menggapai kesuksesan di dunia dan akherat. Ketiganya saling terkait dan mendukung. Mengambil yang satu dengan membuang yang lain tidaklah akan membawa kita kepada kesuksesan yang dicitakan. Hanya menuntut ilmu tanpa peningkatan spiritual dan memperhatikan masyarakat tidak akan sukses. Hanya beribadah tanpa ilmu dan pengabdian sosial juga tidak akan sukses. Hanya beribadah dan berilmu tanpa kepedulian sosial, juga tidak akan membawa kita ke arah sukses. Dan begitu seterusnya, ketiganya saling terkait dan menuntut perhatian yang proporsional.
Memang, semakin kita mengkaji al-Quran semakin banyak hikmah yang kita dapat. Maha Benar Allah atas segala Firman-Nya. [undzurilaina]