Semoga biografi tentang khulafaur Rasyidin ini menjadikan kita semakin mencintai para sahabat nabi Muhammad saw. karena dijaman sekarang kecintaan kepada sahabat atau tokoh2 dalam islam sudah semakin punah.
Setelah kemarin ane share Biografi tentang Sayyidina Abu Bakar As-Shiddiq .
Dan juga Ulasan tentang Sayidina Umar bin khattab. maka Sekarang adalah Khalifa yang ketiga yakni Sayyidina Usman bin Affan.
Berikut biografi selengkapnya gan.....
Utsman bin
Affan adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad yang paling pemalu. Ia
termasuk salah satu Khalifah (Khulafaur Rosyidin) ke tiga yang memerintah
setelah kematian sahabat Umar bin Khattab. Utsman bin Affan memerintah dari
tahun 644 M (umur 69–70 tahun) hingga 656 M (selama 11–12 tahun). Selain
pemalu, Utsman bin Affan merupakan ekonom yang sangat handal dan saudagar yang
kaya raya tetapi sangatlah dermawan.
Rasulullah
Saw sendiri menggambarkan Utsman bin Affan sebagai pribadi yang paling jujur
dan rendah hati diantara kaum muslimin. Diriwayatkan oleh Imam Muslim bahwa
Aisyah bertanya kepada Rasulullah Saw, ‘Abu Bakar masuk tapi engkau biasa saja
dan tidak memberi perhatian khusus, lalu Umar masuk engkau pun biasa saja dan
tidak memberi perhatian khusus. Akan tetapi ketika Utsman masuk engkau terus
duduk dan membetulkan pakaian, mengapa?’ Rasullullah menjawab, “Apakah aku
tidak malu terhadap orang yang malaikat saja malu kepadanya?”
Utsman bin
Affan memiliki nama lengkap Utsman bin Affan Al-Amawi Al-Quarisyi, berasal dari
Bani Umayyah. Lahir pada akhir tahun 574 Masehi. Nama ibu beliau adalah Arwa
binti Kuriz bin Rabiah. Beliau masuk Islam atas ajakan Abu Bakar, yaitu sesudah
Islamnya Ali bin Abi Thalib dan Zaid bin Haristah. Beliau adalah salah satu
sahabat besar dan utama Nabi Muhammad SAW, serta termasuk pula golongan
as-Sabiqun al-Awwalin, yaitu orang-orang yang terdahulu Islam dan beriman.
Nasab Utsman
bin Affan adalah Utsman bin Affan ra. bin Abil ‘Ash bin Umayyah bin Abdusy
Syams bin Abdu Manaf bin Qushai bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luwa’i bin
Ghalib bin Fihr bin Malik bin an-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah
bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’addu bin Adnan.659 Abu Amr, Abu
Abdullah660 al-Quraisy, al-Umawi Amirul mukminin Dzun Nurain yang telah
berhijrah dua kali dan suami dari dua orang putri Rasulullah saw. Ibu beliau
bernama Arwa binti Kuraiz bin Rabi’ah bin Hubaib bin Abdusy Syams dan neneknya
bernama Ummu Hakim Bidha’ binti Abdul Muththalib paman Rasulullah saw..
Utsman Ibn Affan Sebelum Menjadi
Khalifah
Usman Bin Affan
dikenal sebagai Abu Abdillah, dilahirkan di Mekkah, Dzurunain gelar kehormatannya
karna mengawini dua putri Nabi berturut-turut. Ia termasuk keluarga besar
Umayyah dari suku Quraisy, dan silsilah pertaliannya dengan Nabi adalah
generasi kelima.
Setelah
melalui pendidikan dasarnya, Utsman menjalankan usaha nenek moyangnya yang
menjadi pedagang Arab terkemuka. Ia sahabat dekat Abu Bakar, khalifah Islam
pertama. Adalah Abu Bakar yang membawa berita pertama kali tentang Islam
kepadanya. Bersama dengan Thalhah bin Ubaidillah, ia masuk Islam kepadanya.
Bersama dengan Thalhah bin Ubaidillah, ia masuk Islam langsung melalui Nabi. Ia
sempat disiksa dengan kejam oleh pamannya sendiri, Hakim, karena masuk agama
baru itu, namun Utsman tetap pada pendiriannya.
Atas perintah
Nabi, Utsman hijrah ke Abessinia bersama kaum Muslimin lainnya. Ia berada di
bawah Abu Bakar dan membantu dana keuangan kepada Islam di masa-masa awalnya.
Ia mengabdikan diri dengan sepenuhnya walaupun harus mengorbankan
perdagangannya. Ia berperan aktif dalam dewan inti agama Islam. Meninggalkan
harta bendanya kemudian hijrah ke Madinah bersama kaum Muslimin lainnya. Pada
waktu itu, di Madinah hanya ada sebuah sumur sumber air minum bernama Bir Rumah
milik seorang non Muslim yang memungut pembayaran yang tinggi dari kaum
Muslimin yang memerlukannya. Karena Nabi menginginkan kaum Muslimin membeli
sumur tersebut, seketika itu Utsman tampil menyatakan kesediaannya. Ia
membelinya dengan harga 30.000 dirham, lalu menjadikan sumur itu milik umum.
Utsman juga membeli tanah yang berbatasan dengan masjid Nabi di Madinah, karena
bangunan ibadah tidak lagi mampu menampung orang yang sholat. Dari uangnya
sendiri pula Utsman membiayai perluasan masjid itu.
Semasa hidup
Nabi, kecuali dalam perang Badar, Utsman senantiasa berperan serta dalam setiap
peperangan mempertahankan agama Islam yang baru berkembang. Pada perang Badar,
Nabi meminta Utsman menjaga isterinya, Ruqayyah, yang sedang dalam sekaratul
maut.
Selama masa
pemerintahan Abu Bakar dan Umar, Utsman menjadi pejabat yang dipercayai sebagai
anggota terkemuka dewan inti, dan pendapatnya tentang masalah kenegaraan yang
penting-penting selalu didengarkan. Ia satu di antara dua orang yang diajak
berunding oleh Abu Bakar menjelang wafatnya, untuk membicarakan soal
pengangkatan Umar sebagai penggantinya.
Proses Pengangkatan Sebagai
Khalifah
Sebelum
khalifah umar bin khatab wafat karena tikaman peroz (Abu Lu’lu’ah) beliau
membentuk tim yang terdiri atas enam orang sahabat terkemuka untuk menentukan
penggantinya sebagai khalifah. Enam sahabat yang menjadi anggota formatur
adalah Utsman ibn Affan, Ali Ibn Abi Thalib, Talhah, Zuber,Abd Rahman Ibn Auf,
dan Saad Ibn Abu Waqash. Untuk menghindari deadlock dalam pemilihan, umar
mengangkat anaknya Abdullah ibn Umar, sebagai anggota formatur dengan disertai
hak pilih tanpa hak untuk dipilih. Thalhah tidak ada di madinah dan baru
kembali kemadinah setelah pemilihan khalifah selesai dilakukan.
Dalam
penjajakan pendapat yang dilakukan oleh Abdurahman bin Auf terhadap angota
formatur diperoleh dua calon khalifah yaitu Utsman ibn Affan dan Ali ibn Abi
Thalib. Ali ibn Abi Thalib memilih Utsman bin Affan menjadi khalifah.
Sebaliknya, Utsman ibn Affan memilih Ali ibn Abi Thalib sebagai khalifah. Sa’ad
ibn Abi Waqash memilih Utsman. Sementara suara Abdurrahman bin Auf dan Zubeir
tidak diketahui hak pilihnya direalisasikan. Dewan musyawarah akhirnya berhasil
mengangkat Utsman ibn Affan sebagai khalifah ketiga sebagai pengganti Umar ibn
Khatab, setelah beliau mangkat.
Masa Kekhalifahan Utsman ibn
Affan
1. Perluasan
Wilayah dan Kodifikasi Al-Quran
Pada zaman
khalifah Utsman ibn Affan, perluasan wilayah dilanjutkan kewilayah Armenia,
Tunisia, Cyprus,Rhodes, sebagian Persia, Transoxania, dan Tabaristan. Utsman
bin Affan adalah khalifah pertama yang memperluas masjid nabi SAW. Di Madinah
dan masjidil Haram di makkah.dan dia khalifah pertama yang menentuka adzan awal
shalat jumat.
Pekerjaan berat
yang dilakukan utsman ibn Affan adalah kodifikasi Al-Quran lanjutan kerja yang
telah diawali oleh Abu Bakar atas inisiatif Umar r.a. Latar belakang
pembukuan Al-quran pada zaman Utsman yakni masalah perbedaan qiraat
dimasing-masing daerah kekuasaan islam yang berbeda sehingga menimbulkan
percekcokan diantara umat islam.
Pada saat
penyalinan Al-Quran yang kedua kalinya, panitia penysunan mushaf yang dibentuk oleh
Utsman melakukan pengecekan ulang dengan meneliti kembali mushaf yang sudah
disimpan di rumah Hafshah dan memban dingkannya dengan mushaf lain. Ketika
terdapat empat mushaf Al-Quran yang merupakan mushaf pribadi. Pertama,
mushaf yang ditulis Ali ibn Abi Thalib, mushaf Ali terdiri dari 111 surat. Surat
pertama adalah surat Al-baqarah dan surat terakhir adalah
al-Mwazatain. Kedua,mushaf yang. disusun oleh Ubay ibn Kaab. Yang
terdiri atas i05 surat, surat yang pertama adalah Al-Fatihah dan yang
terahir adalah An-Nas. Ketiga, mushaf ibn Mas’ud yg terdiri 108 surat. Surat yang pertama adalah Al-Baqarah dan yang
terahir Al-Iklas. Dan yang keempat, mushaf milik Ibn Abbas, yang terdiri
atas 114 surat.
Surat pertama
Al-Alaq dan yang terahir An-Nas.
Selain itu, tugas
panitia adalah menyalin mushaf Al-Quran yang disimpan Hafsah dan menyeragamkan
qiraat dan bacaannya, yaitu dialek Quraisy. Setelah membuat salinannya Said bin
Tsabit mengembalikan naskah yang disalinnya kepada Hafsah. Khalifah Utsman
memerintahkan Said bin Tsabit agar membuat sejumlah salinan mushaf dan dikirim
ke Mekah, Madinah, Basrah, Kufah,dan Syiria dan salah satunya disimpan oleh
Utsman bin Affan yang kemudian disebut mushaf al imam. Sedangkan mushaf
lain, selain mushaf yang telah disusun oleh panitia yang dipimpin oleh Said bin
Tsabit, diperintahkan untuk dibakar.
Otonomi Daerah
Pada zaman
khalifah Abu Bakar dan Umar, wilayah dibedakan menjadi dua: wilayah yang
pemimpinnya memiliki otonomi penuh dan pemimpinnya disebut amir,dan
wilayah yang tidak memiliki otonomi penuh yang pemimpinnya disebut wali.
Pada zaman Utsman dilakukan perubahan status wilayah sehingga semua wilayah
memiliki otonomi penuh. Oleh sebab itu seluruh pemimpin wilayah jabatan
setingkat gubernur bergelar amir. Abd al Wahab mengimformasikan
pembagian wilayah dan amir-nya pada zaman Utsman sebagai berikut;
No.
|
Wilayah
|
Amir
|
1
|
Makkah
|
Nafi Ibn Abd al-Harits
al-Khuza’i
|
2
|
Tha’if
|
Sufyan ibn Abdullah
al-Tsaqafi
|
3
|
Shan’a
|
Ya’la ibn Munbih
|
4
|
Jand
|
Abdullah ibn abi rabi’ah
|
5
|
Bahrain
|
Utsman ibn Abi ai’Ash
al-tsaqafi
|
6
|
Kuffah
|
Al-Mugirah ibn Syubah
al-Tsaqafi
|
7
|
Bashrah
|
Abu Musa Abduullah ibn Qaish
al-ay’ari
|
8
|
Damaskus
|
Mu’awiyah ibn Abi Sufyan
|
9
|
Himsh’
|
Amir ibn Sa’d
|
10
|
Mesir
|
Amr ibn al-Ash
|
Masa Krisis Khalifah Utsman Ibn Affan
dan Masa Kehancurannya
H.A.R. Gib dan
J.H Krames membagi membagi fase pemerintahan Utsman bin Affan menjadi dua
periode: selama enam tahun pertma administrasi pemerintahan berjalan
secara bersihdari pengangkatan kerabat sebagai pejabat Negara (bebas KKN).
Sedangkan periode kedua adalah enam tahun terahir yang merupakan periode
pemerintahan yang tidak bersih dari pengangkatan kerabat sebagai pejabat
Negara.
Kebijakan
Khaliifah Utsman menurut sebagian peneliti sejarah tergolong “nepotisme” adalh:
1)Perluasan
wilayah kekuasaan. Muawiyah pada zaman khalifah Umar diangkat menjadi wali
damaskus. Wilayah kekuasaannnya diperluas oleh Utsman sehingga mencakup lima wilayah: dammaskus,
himsh, Palestina, Yordania dan Libanon.
2) Promosi
jabatan kepada keluarga. Marwan ibn Hakam (saudara sepupu utsman) diangkat
menjadi sekertaris jenderal Negara yang menyebabkan Negara diikendalikan oleh
satu keluarga.
3) pemecatan
amir atau wali yang berprestasi diganti dengan anak dan kerabat dekatnya.
Tindakan
Khalifah Utsman ibn Affan yang menyebabkan terkumpulnya seluruh kekuasaan
ditangan keluarganya menimbulkan reaksi dari masyarakat, terlebih lagi dari
mereka yang dipecat dari jabatannya tanpa alas an yang jelas. Disamping itu,
tindakan bawahan khalifah Utsman dinilai masyarakat telah banyak menyimpang
dari ajaran Islam. Walid ibn Uqbah pernah shalat subuh empat rakaat dalam
keadaan mabuk. Utsman tidak dapat mengatasi ambisi keluarga sehingga
pelanggaran tidak dapat diatasi. Tanah fadak yang pernah disengketakan Fatimah
dan Abu Bakar dimasukan menjadi milik pribadi oleh marwan ibn al-Hakam.
Reaksi
masyarakat terhadap khalifah Utsman berupa protes atas prilaku pejabat
pemerintah di daerah, dan ahirnya protes terbesar datang dari mesir yang
menurut pemecatan Abdullah ibn Abi Syarh sebagai wali mesir.setelah dinasehati
Talhah dan aisyah dan desakan Ali ibn a bi Thalib, Utsman bersedia
memecat Abdullah ibn Abi Syarh sebagai wali mesir dan mengangkat Muhamad Ibn
Abu Bakkar sebagai gantinya.
Wafatnya
Utsman bin Affan
Setelah
rangkaian konflik pada masa pemerintahannya, Khalifah Utsman kemudian dikepung
oleh pemberontak selama 40 hari dimulai dari bulan Ramadhan hingga Dzulhijah.
Meski Utsman mempunyai kekuatan untuk menyingkirkan pemberontak, namun ia
berprinsip untuk tidak menumpahkan darah umat Islam. Hingga suatu hari, tanpa
diketahui oleh pengawal-pengawal rumah beliau, masuklah kepala gerombolan yaitu
Muhammad bin Abu Bakar (Gubernur Mesir yang Baru) dan membunuh Utsman bin Affan
yang sedang membaca Al-Qur’an. Dalam riwayat lain, disebutkan yang membunuh
adalah Aswadan bin Hamrab dari Tujib, Mesir. Riwayat lain menyebutkan
pembunuhnya adalah Al Ghafiki dan Sudan bin Hamran. Perihal peristiwa
kematian ini persis seperti apa yang disampaikan Rasullullah Saw perihal
kematian Utsman yang syahid nantinya. Utsman bin Affan wafat pada 18 Dzulhijah
tahun 35 H. dalam usia 82 tahun setelah menjabat sebagai Khalifah selama 12
tahun. Beliau dimakamkan di kuburan Baqi di Madinah.